Pemkab Takalar dan PLN Kolaborasi Capai Kemandirian Pangan
Duwansaja PT PLN (Persero) bersama Pemkab Takalar telah menunjukkan komitmennya untuk memajukan program kemandirian beras melalui kerjasama strategis. Ini diwujudkan lewat penanda-tanganan Kesepakatan Bersama tentang Kolaborasi dalam Pembangunan serta Pengembangan Infrastruktur Listrik bagi Sektor Pertanian pada 9 April lalu.
Pada saat perjanjian ditandatangi oleh Pemerintah Kabupaten Takalar bersama PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) di hari Rabu (9/4), Bupati Takalar, Muhammad Firdaus Daeng Manye memberikan apresiasinya kepada PLN karena telah mendukung pembangunan serta pengembangan fasilitas listrik terutama untuk sektor pertanian.
"Langkah pertama dalam pelaksanaan program pertanian bertema energi listsrik adalah kolaborasi ini. Saya ucapkan rasa terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PLN," ungkap Mohammad Firdaus Daeng Manye.
Dia yakin bahwa para petani akan bisa mengurangi biaya operasional mereka di masa mendatang berkat adanya listrik di lahan pertanian mereka.
Kepala Cabang PLN UID Sulawesi Selatan dan Barat, Edyansyah juga memberikan apresiasinya terhadap langkah cepat yang diambil oleh Pemda Takalar dalam mempercepat pembangunan serta pengembangan fasilitas listrik guna mendukung sektor pertanian.
Dia menguraikan bahwa program Electrifying Agriculture milik PLN diciptakan guna memperkuat produktivitas bisnis warga negara dalam sektor pertanian, perkebunan, dan nelayan demi mensupport kebijakan pemerintah yang bertujuan mencapai kemandirian beras.
"Kita akan selalu melakukan perubahan untuk menyajikan layanan berkualitas tinggi melalui jaringan listrik yang handal serta menciptakan keuntungan bagi publik. Bukan cuma soal pencahayaan saja, namun juga bisa memacu gerak ekonomi dan mendatangkan kemakmuran kepada masyarakat," ungkap Edyansyah.
Edyansyah menyebutkan bahwa program EA dibuat guna mendukung perubahan modern dalam sektor pertanian Indonesia melalui penggunaan teknologi petani terkini yang menggunakan tenaga listrik.
"Program ini bertujuan untuk menghasilkan Creating Shared Value (CSV), yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Melalui penggunaan teknologi pertanian berbasis listrik, sistem perternakan dapat ditingkatkan secara modern, sehingga meningkatkan hasil produksi para petani," jelas Edyansyah.
Edyansyah mengklarifikasi bahwa hingga bulan Maret 2025, jumlah pelanggan program Electrifying Agriculture di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, serta Sulawesi Barat mencapai 3.887 pelanggan dengan kapasitas daya yang telah dipasang secara keseluruhan senilai 192.110 kiloVolt Ampere (kVA). (*)
Post a Comment