Kisah Pedih Lady Jane Grey: Dari Raja 9 Hari Hingga Eksekusi Kematian
Kronik tentang kekaisaran dalam dunia dongengan ternyata tidak semewah yang dibayangkan. Ternyata, Kerajaan Inggris menyimpan cerita kelam dari masa lampau. Kejadian tragis itu menimpa janda Mantan Ratu Lady Jane Grey.
Jane diberi gelar sebagai Sang Ratu Sembilan Tahun. Hal itu bukan tanpa sebab, dikarenakan ia memerintah mulai tanggal 10 hingga 19 Juli tahun 1553.
Dia dilahirkan pada tahun 1537 sebagai anak perempuan pertama dari adipati pertama Suffolk, Henry Grey, dan Frances. Di sisi lain, ibunya merupakan putri tertua dari saudara laki-laki Raja Henry VIII, yakni Mary.
Karena dilahirkan dalam keluarga bangsawan, tidak heran apabila Jane telah diberikan beragam pendidikan sejak kecil. Dia dipelajari oleh para pakar ternama saat itu, yakni John Aylmer.
Bukan hanya itu saja, Jane pun mahir dalam sejumlah bahasa, termasuk Latin, Yunani, Ibrani, serta Italia.
Jane bertumbuh dan berubah menjadi wanita yang bijaksana serta setia pada keyakinannya sebagai seorang Kristen Protestan. Di bulan Oktober tahun 1551, bapaknya dipromosikan ke jabatan adipati Suffolk dan Jane pun mulai terlihat di istana kerajaan.
Dilansir dari laman BBC, Kekuasaan sesungguhnya waktu itu ada di tangan Duke of Northumberland yang menjalankan peran sebagai penasihat bagi sang raja muda, Raja Edward VI.
Jane pun dinikahi oleh putra Duke of Northumberland berinisial Lord Guildford Dudley pada tanggal 25 Mei 1553. Akan tetapi, pernikahan tersebut bukan hanya mempersatukan Jane dengan Lord Guildford, tapi juga menyebabkan tiga perkawinan lainnya terjadi bersamaan.
Jane yang lebih muda, Catherine, telah dinikahkan dengan pewaris Earl of Pembroke, Lord Herbert. Selanjutnya, kakak perempuan Lord Guildford, Katherine, menjadi istri dari Henry Hastings, si penginherit gelar Earl of Huntingdon.
Dengan berjalannya waktu, kondisi kesehatan Raja Edward VI semakin memburuk. Akan tetapi, Duke of Northumberland enggan biarkan tahta kerajaan jatuh ke tangan putri tirinya serta ahli warisnya yang Katholik, yakni Lady Mary Tudor. Kondisi tersebut lantas mencetuskan perselisihan hangat tentang siapa penggantinya di tahta raya selanjutnya.
Lady Jane Grey menjadi ratu selama sembilan hari
Karena Mary Tudor dianggap bukanlah penerus tahta yang sah, putri tirinya yang lain yakni Elizabeth memodifikasi urutan suksesi kerajaan agar berlanjut kepada Jane.
Raja Edward VI diberitakan wafat pada tanggal 6 Juli 1553. Akan tetapi, kematihannya baru diinformasikan kepada masyarakat empat hari setelahnya.
Pada tanggal 9 Juli 1553, Jane diberitahu bahwa dia akan dilantik sebagai ratu. Pada hari berikutnya, dia secara resmi disebut sebagai Ratna Britania Raya, Prancis, dan Irlandia. Dia kemudian bertempat di Menara London, yang merupakan tempat kediaman bagi para raja Inggris mulai dari saat mereka naik takhta sampai ditaklukannya.
Walaupun sudah secara resmi menjadi ratu, Jane menolak untuk menjadikannya raja karena hal itu mengharuskan adanya persetujuan dari parlemen. Dia akan diberi gelar Duke of Clarence seusai upacara kronsasi tersebut.
Namun, baru-baru ini setelah menjadi ratu, Jane telah menghadapi Kontroversi akibat Mary tudor yang memperoleh sambutan hangat dan dukungan massal dari rakyat Inggris sebagai calon ratunya.
Para pendukung Duke of Northumberland dan Jane juga kehilangan semangat. Akhirnya, dia berhasil mengajak Jane untuk menyerahkan mahkota kepada orang lain.
Pada tanggal 19 Juli 1553, Jane bersama dengan suami dan ayahnya ditahan oleh Mary Tudor. Jane diasihkan ke penjara Gentleman Gaoler di Tower, sementara suaminya dikirim ke Penjara Beauchamp dalam Menara.
Duke of Nothumberland pada akhirnya dieksekusi mati pada 22 Agustus 1553. Sementara itu, ayah Jane dinyatakan telah diampuni. Meski begitu, Jane dan suaminya diadili karena pengkhianatan tingkat tinggi pada November 1553.
Di bulan September, Parlemen mengakui Mary sebagai pewaris resmi dan memproklamasikan cemoohan serta mencabut klaim Jane sebagai pengambil alihan kekuasaan.
Jane menyatakan dirinya bersalah dan divonis hukuman mati. Eksekusi hukumannya sempat ditunda. Akan tetapi, dukungannya terhadap Pemberontakan Sir Thomas Wyatt yang dipimpin Duke of Suffolk pada bulan Februari tahun 1554 lalu membuat Jane harus menanggung akibatnya.
Pada tanggal 12 Februari, Jane beserta suaminya divonis hukuman mati melalui eksekusi mempenggal. Setelah itu, sang bapak menyusul mereka dua hari kemudiannya.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway , yuk join Komunitas DuwansajaSquad. Bergabung dengan mengeklik di sini. di SINI. Gratis!
Post a Comment