Kisah Produksi Film Jumbo yang Penuh Rintangan

duwansaja , Jakarta - Film Jumbo Film animasi yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy resmi dirilis di bioskop pada tanggal 31 Maret 2025. Dalam waktu hanya tujuh hari setelah rilis, film tersebut telah mencapai angka satu juta penonton, meruntuhkan rekor film animasi lokal yang tadinya dimiliki oleh Si Juki Film: Komite Hari Terakhir (2017) dengan jumlah 642.312 pengunjung bioskop. Selain itu, film ini tidak hanya membuat sejarah tetapi juga meluncurkan era baru untuk industri animasi di dalam negeri.
Film produksi Visinema Studios ini telah melalui proses selama lima tahun sejak tahap perancangan diawali pada tahun 2019. Konsep ceritanya diciptakan bersama-sama oleh Irfan Ramli dan Adrian Qalbi, menyoroti masalah kontemporer yaitu kisah seorang bocah laki-laki bernama Don yang merasa jadi sasaran bullying serta mencoba untuk membuktikan nilai dirinya melalui pertunjukan kesenian.
Ryan Adriandhy menyajikan tahap-tahap pelaksanaannya film Jumbo Seperti proses pembuatan "kue lapis", yaitu dengan langkah-langkah halus, bertingkat, serta cukup rumit. Berbeda dengan film live-action yang dapat menggunakan pemeran asli dan tempat sesungguhnya, semua komponen pada film animasi perlu diciptakan dari awal, termasuk tokoh-tokohnya, gerakannya, bunyi-bunyian, sampai latar belakang dunia yang menyokong narasi tersebut. Agar mampu menampilkan satu detik animasi, sebanyak 24 gambar ilustratif harus diwarnai, dilengkapi dengan efek suara, kemudian dirakit dengan tepat.
"Segalanya yang tampil di layar berasal dari imajinasiku, dan itulah kesulitan utamanya," ungkap Ryan sekaligus kepala pengembangan animasi di Visinema Studios.
Bukan hanya elemen visualnya saja yang diperhatikan dengan cermat, unsur audionya juga melibatkan artis-artis terkemuka. Ariel NOAH memberi suara kepada sang ayah dalam cerita ini, sementara Bunga Citra Lestari mendukung sebagai sosok ibu bagi karakter Don. Selain itu, Angga Yunanda menjadi pengisi suara untuk peran Acil, dan dua pemain dari alam semesta lain yaitu Cinta Laura dan Ariyo Wahab turut berpartisipasi. Untuk memerankan karakter utama Don, ada Prince Poetiray dan Den Bagus Sasono.
Jumbo tidak hanya menampilkan atraksi visual, namun juga menyajikan pesan sosial yang signifikan. Kehidupan Don, bocah yang amat mengagumi cerita rakyat turun-temurun milik almarhum ayahnya, menjadi fokus utama kisatan ini. Dibesarkan oleh neneknya (diperankan oleh Ratna Riantiarno) serta memiliki sahabat bernama Nurman (diisi oleh Yusuf Ozkan) dan Mae (oleh Graciella Abigail), kehidupannya berubah ketika bukunya diambil oleh Atta (yang diperankan M. Adhiyat) lantaran cemburu. Hal itu mendorong Don untuk terjun dalam suatu perjalanan berarti yang akhirnya menjumpakannya dengan Meri (dimainkan Quinn Salman), remaja asal planet lain yang sedang merindukan kedua orangtuanya.
Premiere pertama dari film tersebut ditayangkan dalam ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 dan menerima respon yang sangat positif. "Hampir saja saya meneteskan air mata ketika menyaksikan hasil akhir usaha kita," kenang Ryan tentang saat itu.
Film yang dirilis bersamaan dengan liburan Idulfitri tahun 2025 segera mendapat perhatian besar. Pada tiga hari awal, Jumbo mampu menggaet 140.000 pengunjuk layar bioskop melalui 1.700 kali pemutaran di atas 500 tempat nonton. Sampai tanggal 6 April 2025, karya tersebut telah memecahkan rekor menjadi film terlaris dalam setahun dengan jumlah satu juta penonton.
Fuza Nihayatul Chusna serta Angelina Tiara Puspitalova menulis artikel ini.
Post a Comment