Saksikan Perjalanan Karier Sang Artis Serbaguna, Titiek Puspa

Duwansaja , Jakarta - Sosok multitalenta Titiek Puspa akan terus diingat oleh masyarakat. Kepergiannya pada hari Kamis, 10 April 2025 membawa kesedihan yang dalam bagi industri hiburan Di Indonesia, selama mengarungi kehidupannya, Titiek Puspa terkenal dengan sifat rendah hati serta semangat cerianya. Melewati lebih dari enam dasawarsa dalam dunia hiburan, Titiek Puspa telah tumbuh menjadi salah satu ikon berkat karyanya dan pencapaiannya.
Nama aslinya adalah Sudawarti untuk artis yang dikenal sebagai Titiek Puspa. Dia dilahirkan pada tanggal 1 November 1937 di daerah Tanjung, Kabupaten Tabalong, provinsi Kalimantan Selatan. Walaupun dia lahir di Kalimantan Selatan, kedua orang tuanya yaitu Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam berasal dari Pulau Jawa.
Selama hayatnya, Titiek dipandang sebagai individu dengan berbagai macam kemampuan. Ini tercermin pada hasil kerjanya yang berasal dari beberapa bidang pekerjaan, seperti bernyanyi, menulis lirik lagu, serta menjadi aktris. Dia memasuki dunia hiburan dan secara konstan menghasilkan kreasi sejak awal tahun 1950-an.
Titiek Puspa memasuki dunia hiburan ketika berumur 14 tahun. Meskipun demikian, dia baru mulai menjalani karir profesionalnya dalam bidang musik setelah berhasil menjuarai Bintang Radio, sebuah kompetisi bernyanyi yang digelar oleh RRI pada tahun 1954. Namun sayang sekali, minat dan dedikasi Titiek untuk menjadi penyanyi tak mendapat dukungan dari kedua orang tuanya.
Rintangan tersebut tak membuat Titiek Puspa putus asa. Dia masih bertahan dalam mewujudkan impiannya dengan terus ikut serta dalam beragam perlombaan nyanyian. Untuk menjaga kerahasiaan dari kedua orangtuanya, Titiek senantiasa menggunakan nama palsu saat turun ke ajang kompetisi yang direkomendasikan oleh sahabatnya. Nama sembunyi yang dipakainya adalah "Titiek Puspo". Bagian "Titiek" merujuk pada sapaannya sendiri, sementara 'Puspo' berasal dari nama sang ayah yakni Puspowidjojo. Sampai hari ini, gelar itu konsisten digunakan sebagai nama panggung Titiek Puspa di industri hiburan. Selain itu, dia pun memberi nama kepada orkestrasi pendampingnya dengan nama Puspa Sari.
Karier di Dunia Musik
Lagu "Di Sudut Bibirmu", "Esok Malam Kau Kujelang", dan "Indada Siririton" yang dibawakan bersama Tuty Daulay tersedia dalam format piringan hitam. Ini merupakan album perdana artis tersebut melalui label Gembira.
Di pertengahan tahun 1960-an, Titiek dipilih sebagai penyanyi resmi di Okes Studio Jakarta. Tak berapa lama kemudian, tepatnya pada tahun 1962, dia memilih meninggalkan Orkes Studio Jakarta. Kariernya semakin berkembang seiring ia terus menyempurnakan bakat serta menciptakan lebih banyak lagi lagu-lagunya.
Melalui kesetiaannya dalam menciptakan musik, nama belakangnya perlahan mulai dikenali publik. Dia meluncurkan dua buah album yang bertajuk "Si Hitam" dan "Pita", baik dari keduanya dirilis sebanyak 12 trek pada tahun 1963. Semua lagu ini merupakan ciptaan Titiek Puspa sendiri. Karya-karyanya menjadi semakin digemari oleh pendengar, serta reputasi artisnya pun menanjak pesat. Bukan hanya popularitas saja yang didapat, tetapi juga beragam apresiasi seperti penghargaan BASF Award (AMI Award) edisi ke-10 di bidang 'Kerja Dedikatif Di Industri Musik'.
Lagu-lagu populer
Kupu-Kupu Malam
Lagu "Kupu-Kupu Malam" yang dinyanyikan ulang oleh grup musik Peterpan menjadi hits sekali lagi, namun siapa sangka bahwa lagu tersebut merupakan ciptaan dari Titiek Puspa. Dia menulis dan melahirkan lagu ini pada tahun 1977. Kupu-Kupu Malam menceritakan sudut pandang berbeda tentang hidup wanita penghibur yang tak selalu bernada pesimis atau buruk, tapi terdapat latar belakang penuh makna di dalamnya.
Walaupun telah melampaui empat dasawarsa, sampai sekarang lagu itu tetap menjadi salah satu lagu hits yang masih populer di kalangan masyarakat.
Bing
Lagu "Bing" dikembangkan oleh Titiek setelah ia mengetahui berita tentang kematiannya Bing Slamet. Bing Slamet adalah seorang artis dengan banyak bakat dan juga tokoh idolanya semenjak kecil, yakni Titiek Puspa.
Bimbi
Titiek merilis lagu "Bimbi" di era 1980-an. Karya musik ini menceritakan tentang seorang perempuan pedesaan yang bermimpi untuk membangun hidupnya di perkotaan serta berniat bersaing dalam dunia Ibukota. Di samping itu, lagu tersebut juga menyampaikan pesan supaya tak gampang tersihir oleh gaya hidup metropolis.
Dansa Yok Dansa
Lagu "Dansa Yok Dansa" lahir di tahun 1977. Ini adalah undangan untuk menari dan mengubur perasaan sedih yang tengah dialami. Kesuksesannya diteruskan oleh para musisi dari berbagai era seperti The Rollies dan Glenn Fredly.
Apanya dong
Lagu "Apanya Dong" dikenalkan ke publik oleh Euis Darliah di tahun 1982. Tidak hanya itu, grup band Seurius pun pernah membuat versi mereka sendiri dengan gaya unik yakni menyajikan lagu tersebut dalam genre metal. Lirik dari lagu ini menceritakan tentang pengalaman seorang individu saat ia tengah jatuh hati.
Sumbangan dalam bidang musik untuk anak-anak di Indonesia
Titiek Puspa tidak hanya dikenal untuk lagu-lagunya yang menggambarkan cinta dan kehidupan, tetapi dia juga telah membuat berbagai macam lagu khusus untuk anak-anak. Antara lain ada "Mari Menabung", "Kau dan Aku Indonesia", "Gang Kelinci", "Cibung Cibung" serta beberapa lagi. Semua lagu ini dirancang agar menarik namun mendidik, sambil menyampaikan pesan moral seperti rasa cinta terhadap negara, tata krama, kasih sayang, dan hal-hal positif lainnya.
Dalam usahanya memperkaya industri musik anak-anak di Indonesia, Titiek mendirikan sebuah grup vokal pada tahun 2014 dengan nama Duta Cinte. Grup ini mengumpulkan sepuluh buah bakat muda dari beragam latar belakang sosial. Penyanyi cilik tersebut kemudian turut membintangi pertunjukan teater musikal bertajuk Pesta Sahabat yang ditayangkan oleh stasiun televisi RTV pada tahun 2017.
Seni Teater/Operet
Di luar kegiatan bermusik, Titiek juga aktif di dunia teater melalui penggarapan berbagai operet. Jenis pertunjukan ini bersifat opera sederhana namun memiliki elemen-elemen dari musical theater. Salah satu karyanya yang terkenal dalam genre tersebut adalah Papiko (Perhimpunan Seniman Pop Ibukota), dipentaskan pada tahun 1972. Di samping itu, ia telah menciptakan banyak lagi produksi seperti "Kupu-Kupu", "Semenanjung Merah Semutan Hitam", serta "Cinta Tanah Air" dan lain-lain.
Aktris Film
Di luar keberhasilannya di bidang musik dan opera, Titiek pun menorehkan kesuksessan dalam industri perfilman. Bukti nyata akan hal ini dapat dilihat dari berbagai macam judul film tempat dia tampil serta karakter yang mampu ia hidupkan dengan baik.
Titiek Puspa memasuki industri perfilman sebagai aktris utama lewat film "Minah Gadis Dusun" di tahun 1965. Dia kemudian membintangi sejumlah film hits lainnya termasuk "Di Balik Cahaya Kejora", "Pengejar Jasad", "Bing Slamet Sang Penunggu Jalanan", serta "Inem Pembantu Bergairah". Ada juga film bernama "Apanya Dong" dimana Titiek Puspa menjadi salah satu bintangnya, lagu tema dari film tersebut pun bertajuk "Apanya Dong" yang dibuat oleh dirinya sendiri.
Penulis naskah
Selanjutnya, di luar kesuksesannya di industri akting, Titiek juga berhasil menjadi seorang penulis skenario. Dia mengawali karir menulis untuk film pada tahun 1947 dengan "Bawang Putih". Kemudian, ia kembali merilis sanaat tulisan lewat film berjudul "Gadis" yang diriliskan pada tahun 1980.
Laili Ira serta Annisa Firdausi juga turut menyumbangkan untuk liputan ini.
AL ANSHARI
Post a Comment