Mengintip Alasan Ular Piton Sukai Berteduh Di Atap Rumah Anda

SURABAYA, Duwansaja – Warga Surabaya baru-baru ini khawatir dengan munculnya ular, terutama ular piton, yang secara tidak sengaja masuk ke dalam rumah-rumah mereka.
Bahkan beberapa pemilik rumah pernah menghadapi situasi di mana hewan peliharaan mereka jadi mangsa dari predator bertaring dingin tersebut.
Ahli hewan reptil dari Universitas Brawijaya, Nia Kurniawan, menyatakan bahwa penyebab utama masuknya ular python ke dalam pemukiman penduduk adalah kerusakan pada ekosistem alami mereka.
"Bila lingkungan alaminya telah terganggu, maka secara tidak langsung hewan-hewannya pun akan berkurang, sehingga ular piton ini juga perlu mencari makanan alternatif di sekitar permukiman penduduk," jelasnya ketika ditemui oleh Duwansaja pada hari Jumat, tanggal 11 April 2025.
Kurniawan mengatakan bahwa ada berbagai alasan untuk kerusakan habitat ular piton, namun hal ini sering kali disebabkan oleh konversi lahan hutan ke area perumahan.
Di samping itu, penebangan hutan secara berlebihan mengecilkan lahan penyerap air, sehingga memicu banjir ketika sedang musim penghujan.
"Piton sangat menggemari lingkungan yang kering dan panas sebab mereka pernapasan dengan menggunakan paru-paru. Apabila habitat alami mereka tenggelam dalam banjir, maka ular tersebut akan pindah," jelasnya.
Kurniawan pun menyebutkan bahwa ular piton kerap kali terlihat di atap rumah sebab mereka sedang mencari lokasi perlindungan.
Dia menyebutkan pula bahwa ular piton memiliki memori yang baik tentang tempat asal mereka lahir.
"Maka bisa jadi rumah warga tersebut dulunya adalah hutan atau perladangan, dan di sana pula merupakan lokasi menetaskan telur ular piton," katanya.
"Ular tak peduli apakah itu rumah penduduk atau hutan, asalkan ia kembali ke tempat kelahirannya," tambahnya.
Walaupun piton kerap kali dilihat di sekitar permukiman, Kurniawan menggarisbawahi bahwa manusia tidak menjadi sasaran utama sebagai makanan bagi ular itu.
Piton cenderung memilih mangsa seperti anjing, babi hutan, dan sapi; binatang tersebut jauh lebih besar daripada ukuran tubuh mereka.
"Maka ular piton sesungguhnya kurang berminat terhadap tikus, katak, ataupun hewan pengerat yang lain," katanya.
Setelah memakan mangsa, ular piton bisa berpuasa hingga kira-kira satu bulan.
Akan tetapi, apabila setelah satu bulan masih belum menangkap mangsa, ular piton akan memakan hampir segala sesuatu yang dapat dicerna, termasuk manusia.
Untuk menghindari hal tersebut, Kurniawan menasihati orang-orang agar memelihara kebersihan sekitar demi melindungi tempat tinggal alami ular.
"Contoh sederhananya adalah tidak membuang sampah ke sungai atau aliran air untuk mencegah banjir sehingga sarang piton tidak terendam dan tidak memasuki daerah pemukiman," terangnya.
Ia juga menyarankan agar tumpukan kayu di rumah dibuang untuk mengurangi kemungkinan ular bersarang.
Jika warga menemukan buaya python di dalam hunian mereka, Kurniawan merekomendasikan supaya jangan sampai merusak reptil tersebut dan cepat-mencari bantuan dari pihak yang kompeten guna melepaskan hewan itu kembali ke lingkungan alaminya.
"Bila dipaksa mati, hal itu dapat mengganggu keseimbangan alam. Populasi anjing, tikus, babi hutan, serta binatang-binatang lain harus dijaga supaya tak berlebihan," jelasnya demikian.
Post a Comment