Header Ads

Prabowo Kritik Negara Barat soal HAM, Namun Bungkam Terhadap Pelanggaran Israel di Gaza

duwansaja.CO.ID, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengecam pandangan sepihak dari beberapa negara Barat yang menggunakan standar berbeda saat mereka merespons masalah Hak Asasi Manusia, terutama kasus kemanusiaan di Gaza, Palestina. Ucapan kritis tersebut dinyatakannya pada acara Forum Diplomasi Antalya 2025 yang digelar di Turki, Jumat lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo menyayangkan ketidaksesalan beberapa negara Barat yang dulunya sangat gigih dalam mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) kepada negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia. Tetapi saat ini mereka malah diam melihat perlindungan HAM yang semakin tidak berdaya di Palestina meski telah dilakukan dengan terbuka.

"Banyak negara Barat mendatangi Indonesia tiga puluh tahun silam untuk memperkenalkan konsep HAM serta demokrasi kepada kami. Kita telah menyerap ilmu tersebut daripada mereka. Namun, kini ketika kita menyaksikan dengan jelas penyalahgunaan hak asasi manusia, berbagai pihak ini malahan menjadi sunyi," ungkap Prabowo dalam pidato virtualnya pada Antalya Diplomacy Forum di Jakarta.

Mengacu pada pernyataan kepala negara, keheningan dari negeri-negeri yang telah lama mengaku menjadi pemelihara norma dan nilai dunia internasional menciptakan suatu kesadaran baru di kalangan bangsa-bangsa di kawasan Selatan Global. Dia menjelaskan, “Situasi tersebut tentunya sangat disayangkan, namun hal itu sekaligus membuka mata kita. Akhirnya, kami terdorong untuk lebih peka akan realitas saat ini.” oh, begitu ya?" lanjutnya.

Presiden Prabowo menyatakan bahwa bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza tidak sekadar masalah urusan luar negeri, melainkan juga merupakan indikasi ketidakmampuan sistem global saat ini untuk memelihara prinsip-prinsip keadilan serta kemanusiaan.

Tidak tinggal diam

Dalam sambutannya, Presiden pun menggarisbawahi bahwa Indonesia tak akan diam menyaksikan kesengsaraan warga Gaza serta wilayah di sekelilingnya yang disebabkan oleh pertikaian terus-menerus tersebut.

"Bagaimana bisa seorang anak usia enam tahun dikategorikan bersalah? Bagaimana mungkin seorang ibu tanpa senjata menjadi sasaran bom dan kehilangan tempat tinggal serta semua yang dimilikinya? Hal ini sangat sulit dipahami," ungkap Presiden Prabowo saat menghadiri Acara Forum Diplomasi Antalya secara daring di Jakarta, Jumat.

Untuk menunjukkan komitmennya secara praktis, Presiden Prabowo menyatakan niatnya untuk segera melaksanakan perjalanan ke Kairo, Doha, dan Amman guna berdiskusi dengan tokoh-tokoh kepemimpinan di wilayah Timur Tengah, seperti halnya dengan Presiden Mesir Abdul Fattah El Sisi serta Raja Abdullah II dari Yordania.

Menurut Kepala Negara, tindakan tersebut adalah komponen penting dari diplomasi proaktif Indonesia untuk mendukung resolusi konflik secara damai serta membantu usaha kemanusiaan.

"Ini adalah bagaimana kita menyatakan persatuan. Meskipun Indonesia jauh, penduduk saya merasakan bahwa serangan terhadap warga Gaza, Palestina, Lebanon, dan Suriah sama saja dengan serangan kepada diri mereka sendiri," ujarnya.

Menurut presiden, Indonesia sudah mengirim sekelompok tenaga kesehatan yang akan berkolaborasi dengan Uni Emirat Arab dalam mendirikan rumah sakit darurat di Gaza.

Indonesia juga bertekad mengembangkan infrastruktur perawatan kesehatan lebih lanjut di Tepi Barat dan Gaza, sambil menyambut warga sipil luka-luka dan mahasiswa Palestina agar dapat ditangani dan dididik di Indonesia.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.