Fed Catatan Bahaya Ganda: Inflasi Tinggi, Pertumbuhan Melambat

Duwansaja, JAKARTA – Pejabat pengambil keputusan tersebut Federal Reserve Hampir sepakat pada rapat FOMC kemarin bahwa perekonomian AS sedang menghadapi dua ancaman utama secara bersamaan.
Dua masalah utama tersebut adalah risiko inflasi yang belum lenyap sepenuhnya serta kemungkinan pemperlambat pertumbuhan ekonomi.
Melansir Reuters, Pada Kamis (10/4/2025), setelah risalah pertemuan FOMC yang dipublikasikan pada hari Rabu, beberapa petugas Federal Reserve justru menyampaikan potensi adanya tantangan besar bagi lembaga tersebut dalam memilih langkah-langkah kebijakannya di masa depan.
Rapat yang diselenggarakan pada tanggal 18 hingga 19 Maret terjadi dalam suasana ketidakjelasan akibat perencanaan tariff impor oleh pemerintahan Trump. Hal ini memacu sikap hati-hati bagi para pejabat bank sentral.
Mereka menyediakan pilihan untuk menjaga suku bunga tetap tinggi apabila inflasi belum mereda, atau malah menguranginya jika terdapat petunjuk pemudaran ekonomi yang semakin parah.
Risalah menyebutkan bahwa mayoritas peserta merasakan peningkatan potensi inflasi, sedangkan outlook untuk sektor pekerjaan menunjukkan tanda-tanda memburuk.
"Sebagian anggota mengamati bahwa dewan komite bisa saja terjebak dalam situasi memilih-memilih apabila inflasi masih berada di level tinggi sementara pertumbuhan ekonomi serta kondisi lapangan kerja malah menunjukkan tanda-tanda melandai," seperti tertulis dalam catatan rapat FOMC.
Pada tanggal 2 April, Presiden Trump kembali membuat kejutan dengan pengumuman tentang penerapan tarif impor yang semakin ketat dan meluas dibandingkan sebelumnya. Indeks pasar saham sempat anjlok tetapi kemudian merangkak naik setelah Trump menyatakan penundaan pelaksanaan tarif tersebut untuk mayoritas negara dalam jangka waktu 90 hari.
Ini memberikan sedikit kelonggaran untuk pasar secara sementara. Wall Street naik lebih dari 6%, dan para investor mengurangi harapan mereka terhadap penurunan suku bunga oleh The Fed dari empat kali menjadi tiga kali. Akan tetapi, respons tersebut sebaliknya menunjukkan betapa tingginya tingkat ketidaktentuan yang telah lama menjadi sorotan Bank Sentral.
Meskipun demikian, sejak bulan Maret lalu, pihak bank sentral telah mereduksi perkiraan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan prediksi inflasi untuk tahun 2025, dan mengurangi frekuensi penurunan tingkat suku bunga yang diproyeksikan pada tahun ini dari tiga kali menjadi hanya dua kali saja.
Beberapa peserta juga mengingatkan bahwa perubahan harga yang mendadak di pasar keuangan dapat memperburuk efek negatif dari goncangan ekonomi dan menambah beban bagi para pembuat keputusan, sesuai dengan catatan rapat tersebut.
Post a Comment