Sakit Dada: GERD atau Serangan Jantung? Pahami Perbedanya Sebelum Terlambat

Duwansaja Berbeda dari masalah maag, kondisi asam lambung yang mengakibatkan GERD bisa merambati ke esofagus, sehingga menimbulkan perasaan panas di area dada serta ketidaknyamanan. Gejala ini cukup sulit dibedakan dari gejala serangan jantung.
Miskonsepsi dalam memahami rasa sakit di dada yang dirasakan sebagai tanda dari GERD pernah dialami oleh aktris berpengalaman Meriam Bellina. Karena dia adalah seorang penderita masalah pencernaan tersebut, ia menyangka sedang mengalaminya kembali.
Dia juga merasakan pusing dan muntah sebagaimana umumnya ketika asam lambung naik. Akan tetapi, pada kesempatan kali ini, ada perasaan tidak biasa: dadanya terasa hangat dan tertekan.
"Lama-kelamaan seperti terinjak gajah (dadanya), seolah-olah ada yang menekannya," katanya.
Meriam kemudian memilih untuk pergi ke Instalasi Gawap Darurat dan melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG). Tes tersebut menyatakan bahwa dia telah terkena serangan jantung akibat penumpukan plak dalam pembuluh darahnya.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah A.Sari Sri Mumpuni mengatakan bahwa gejala serangan jantung dan penyakit reflux asam lambung (GERD) dapat sangat mirip, sehingga cukup rumit untuk membedakannya tanpa adanya pemeriksaan medis yang tepat.
"Dia mengatakan gejala-gejalanya cukup serupa dengan adanya perasaan tidak enak di daerah dada, yang bisa dimulai dari ujung lambung hingga mencapai bagian tengah dada. Terkadang juga dirasakan seperti dibakar," jelas dokter spesialis kardiovaskular interventional dari Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah Jakarta tersebut.
Meskipun begitu, dokter Sari menyebutkan bahwa terdapat ciri khusus pemisah antara kedua gejala tersebut yang perlu diidentifikasi dengan baik.
Bila terjadi serangan jantung, rasa sakitnya bisa menjalar ke punggung, lengan kiri, serta rahang.
Sepertinya ada bebannya yang berat di dadanya. Sementara itu, GERD cenderung lebih spesifik, menusuk namun tidak menyebar, hanya fokus di area ulu hati," jelasnya.
Di samping itu, rasa sakit di dada yang disebabkan oleh serangan jantung dapat terjadi ketika kita melakukan aktivitas fisik, misalnya berjalan dengan kecepatan tinggi atau mendaki tangga. Sensasi tidaknyaman ini biasanya mereda saat kita bersantai namun akan muncul lagi bila melanjutkan aktifitas tersebut.
Butuh penanganan segera
Ditegaskan oleh dr.Sari bahwa keluhan pada dada tidak boleh dianggap sepele, termasuk pada pengidap GERD atau sakit maag. Segera periksakan ke dokter, terlebih jika ada faktor risiko penyakit jantung seperti mengidap hipertensi, diabetes, punya kebiasaan merokok, atau ada riwayat penyakit ini dalam keluarga.
Serangan jantung perlu ditangani dengan cepat karena bisa mengakibatkankerusakaotonjantunghinggakematia. (Note: It seems like some characters were incorrectly encoded leading to unusual word formations at the end of your sentence. I've preserved them as they appear.) For clarity, here’s an alternative version without those encoding issues: Serangan jantung memerlukan pertolongan secepatnya agar tidak menimbulkan kerusakan pada otot jantung atau berujung pada kematian.
"Harus ada tindakan bantuan dalam rentan waktu kurang dari enam jam," kata dr. Sari.
Dalam rentang waktu enam jam, intervensi diperlukan untuk mengatasi serangan jantung. Berdasarkan hasil tes EKG umumnya dapat ditentukan jika sumbatan yang menjadi sumber masalah serangan jantung masih ada dan perlu diatasi melalui prosedur penempatan stent.
Menurut dr. Sari, terdapat dua tindakan intervensi yang dapat dijalankan untuk mengatasi penyumbatan dalam pembuluh darah, yakni melalui administrasi obat antikoagulan via infusi, atau melakukan prosedur kateterisasi jantung bersamaan dengan penempelan stent.
Maka dari itu, pemahaman yang baik tentang pemeriksaan awal sangat dibutuhkan. Jika terdapat keraguan mengenai serangan jantung, lebih baik segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pengecekan.
Post a Comment