Header Ads

Menilik Peran PDIP Pasca-Pertemuan Megawati-Prabowo: Ke Koalisi atau Terus sebagai Oposisi?

Duwansaja, JAKARTA - Pada saat peringatan Hari Raya Idulfitri tahun 2025, sang presiden Prabowo Subianto Dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri Akhirnya bersua. Bagaimana keadaan PDIP usai pertemuan itu?

Sebagaimana dikenal, kedua pemimpin nasional tersebut berjumpa di rumah Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada Senin (7/4/2025) malam.

Prabowo terlihat memakai seragam kehormatannya yang berupa jas safari cokelat tanpa dasi, lengkap dengan celananya yang berwarna hitam. Di sisi lain, Megawati tampil menggunakan gaun batik ungu bergambar bunga-bungan. Gambar mereka sedang duduk bersama di sebuah sofa dan tersenyum telah dibagikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad lewat akun X-nya secara resmi.

Seperti teman lama bertemu, Prabowo dan Megawati bercengkerama dengan tenang selama 1,5 jam. Keduanya terlihat tersenyum penuh makna sambil menemani diri dengan secangkir teh panas yang ada di atas meja.

Walaupun telah menanti cukup lama, pertemuan di antara Prabowo dan Megawati hampir tak tersentuh oleh sorotan publik. Berbekal bulan-bulan lamanya setelah pengangkatan Prabowo menjadi Presiden Republik Indonesia, kedua partai yakni PDIP dan Gerindra saling melempar tanggung jawab mengenai waktu pertemuannya nanti.

Sekretaris Jenderal atau Sekjen dari Partai Gerindra, Ahmad Muzani, membongkar percakapan yang terjadi antara Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Muzani menyebut bahwa Megawati sering menceritakan pengalaman-pengalamannya selama menjadi Presiden Republik Indonesia kelima, khususnya pada masa-masa sulit saat membangun dan pulihnya perekonomian negara.

"Sebab Bpk Prabowo juga menyampaikan tentang pelbagai masalah dan tantangan global saat ini, khususnya disebabkan oleh keputusan Presiden Donald Trump terkait pemberlakuan tariff pada produk-produk Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat serta beberapa negara lain yang turut terpengaruh," ujarnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2025).

Maka itu, menurut Muzani, Megawati berbagi ceritanya tentang tantangan dalam mengembalikan perekonomian negara yang di masa tersebut pun cukup sulit.

"Dan Bapak Prabowo sangat menghargai beragam pendapat dan pengalaman yang dialami oleh Bu Megawati dalam proses pemulihan perekonomian nasional," jelasnya.

Pimpinan MPR RI tersebut menambahkan bahwa dalam pertemuan itu juga disepakati oleh Prabowo dan Megawati agar mereka dapat mengubah keadaan menjadi peluang untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

"Berikut adalah sejumlah poin yang didiskusikan oleh kedua pemimpin selama pertemuan kurang lebih satu setengah jam berdasarkan keterangan dari Bapak Prabowo," jelas Muzani.

Apakah PDIP Masih Menjadi Partai Oposisi Atau Bergabung Dalam Koalisi?

Setelah pertemuan itu, Muzani mengirimkan pesan yang menunjukkan bahwa PDIP masih akan berada di luar kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Benar-benar demikianlah, yaitu [PDIP akan tetap berada di luar pemerintahan]," jelasnya.

Namun begitu, Muzani menyampaikan bahwa secara umum Megawati berkeinginan agar pemerintahan Prabowo dapat beroperasi dengan efisien setelah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024 kemarin.

"Pada dasarnya, Ibu Megawati mengharapkan bahwa periode kepresidenan Pak Prabowo dapat menjadi efektif sebagai pimpinan eksekutif dan negara yang memakai kuasanya demi kemaslahatan rakyat Indonesia," jelasnya.

Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa PDIP bersedia membicarakan kerja sama apabila Prabowo berniat mendekati partai tersebut. Apalagi bila maksudnya adalah menguatkan pemerintah walaupun sebenarnya mereka tidak termasuk dalam kabinet.

"Oleh karena itu, apabila dianggap penting, gunakan PDIP sebagai alat yang dapat membantu memperkokoh pemerintahan, namun bukan dalam posisi menjadi bagian dari koalisi," tegas Muzani.

Rencana Lama Akhirnya Terwujud

Politikus PDI Perjuangan Guntur Romli menyatakan bahwa Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto telah berencana untuk bertemu selama beberapa waktu.

Meskipun begitu, akhirnya pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra dapat dilangsungkan pada Senin (7/4/2025) malam disebabkan oleh kesibukan mereka berdua.

"Meskipun kunjungan Presiden Prabowo ke tempat tinggal Ibu Megawati terjadi secara tiba-tiba, namun sebetulnya Ibu Megawati dan Presiden Prabowo telah mengatur pertemuan tersebut untuk waktu yang cukup lama," jelas Guntur seperti dikutip dari sumber tersebut. Antara, Rabu (9/4/2025).

rencana pertemuan tersebut, katanya, termasuk didiskusikan saat silaturahmi yang dilakukan oleh Ketua MPR RI bersama Sekretariat Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani ke tempat tinggal Megawati pada tanggal 25 Desember 2024. Pada kesempatan itu, Megawati meminta agar Muzani menyampaikan obat minyak oles kepada Prabowo.

Pada beragam situasi, menurutnya, Megawati mengatakan secara berkali-kali bahwa ia tidak merasakan ada halangan dalam komunikasinya dengan Prabowo, walaupun partainya yang bertanda simbol kerbau belang bernuansa putih tersebut saat ini bukan bagian dari kabinet pemerintah.

Sebagai seorang tokoh nasional, ia menyebut bahwa mereka berdua membicarakan isu-isu penting bagi bangsa, terutama aspek-aspek yang berkaitan dengan keamanan serta kesejahteraan masyarakat di dalam kerangka undang-undang pancasila sebagai dasar negara.

Di kemudian hari, menurutnya lagi, Megawati dan Prabowo bertekad untuk tetap memelihara komunikasi serta kerjasama seputar masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan penting baik di tingkat negara maupun global, karena ini semua memiliki pengaruh besar pada kelangsungan hidup masyarakat dan perkembangan negeri kita.

"Mbah Megawati dan Presiden Prabowo mengadakan pertemuan tertutup selama kira-kira 1,5 jam," ujarnya.

Dimas Oky Nugroho dari Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) menyatakan bahwa pertemuan tersebut dapat memperkokoh kerjasama antara partai-partai politik untuk menangani sejumlah tantangan di masa mendatang.

Menurut dia, Prabowo sudah memerankan peran sebagai seorang pemimpin nasional yang inklusif dan strategis lewat pertemuan antara dirinya dengan Megawati itu.

"Rapat umum ini sudah membuktikan bagi publik dan kalangan luar, bahwa seorang Presiden wajib dapat menjalankan tugas serta tanggung jawab kepalanya dalam pemerintahan negara dengan baik, menjadi suatu pertunjukan nasional yang cermat, terpadu, dan arif," ujarnya di Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Dia juga menginginkan agar pertemuan antara Megawati dan Prabowo bukan hanya bersifat simbolis, namun perlu terlihat pula dalam peningkatan kualitas pemerintahan di masa mendatang.

Semoga harapan dari pertemuan dan kekompakan politik yang terbentuk ini pastinya akan memberikan dampak positif pada kemampuan serta mutu dalam pelaksanaan pemerintahan, atau segi-aspeknya. governability, Dalam melaksanakan amanah rakyat serta memelihara kepentingan nasional, sambil menanggapi berbagai masalah dan tantangan bangsa baik di dalam negeri maupun secara internasional," ujarnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.