Header Ads

Kesaksian Pendulang yang Selamat: Teror KKB di Yahukimo

Duwansaja, JAYAPURA - Polisi memastikan lokasi 11 orang pendulang emas yang dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Muara Kum, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Tindakan keras terhadap penambang emas oleh KKB sangat sadis dan kejam.

Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani, kepala operasional satuan tugas damai Cartenz, menyampaikan bahwa serangan dan pembantaian tersebut terjadi pada hari Minggu (6 April 2025), serta Senin (7 April 2025).

"Sebanyak 11 warga sipil yang tengah melakukan aktivitas pendulangan emas di Kabupaten Yahukimo diduga kuat menjadi korban pembunuhan KKB," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com di Jayapura, Kamis (10/4/2025).

Faizal menyatakan bahwa mereka sudah menerima laporan resmi berdasarkan keterangan seorang saksi mata penyintas kejadian serangan dan pembantaian itu.

"Kami memperoleh laporan dari seorang saksi mata penyintas yang saat ini berada di Kampung Mabuk, Distrik Korowai, Kabupaten Asmat, Papua Selatan," katanya.

Komandan Distrik Militer (Dandim), Letnan Kolonel (Letkol) Inf Tommy Yudistyo, mengakui adanya kasus pembunuhan yang menewaskan beberapa penambang emas di daerah perbatasan antara Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Asmat pada hari Minggu, tanggal 6 April 2025.

"Terkait dengan jumlah korban sekitar 11 orang," jelasnya ketika diwawancara oleh Kompas.com, pada hari Rabu (9/4/2025).

OPM bertanggung jawab

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, TPNPB-OPM menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap 11 penambang emas yang berada di daerah pedalaman Yahukimo, Papua Pegunungan.

Peristiwa menggemparkan ini dilaporkan Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak kepada Markas Pusat Komnas TPNPB, dan diterima Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, Selasa (8/4/2025) malam.

Dalam laporannya, Elkius Kobak mengklaim bahwa pasukannya sudah menewaskan 11 penambang emas yang diduga merupakan bagian dari tentara pemerintah Indonesia.

Para korbannya disalahkan karena berpura-pura.

Sebby Sambom dalam keterangannya kepada Duwansaja, menyebut aksi pembantaian oleh TPNPB-OPM dilancsarkan selama tiga hari, sejak 6 hingga 8 April 2025.

Operasi dilancarkan Elkius Kobak cs dengan bantuan PNPB Kodap III Ndugama Derakma.

"Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga Selasa," ujar Sebby Sambom.

BNBP, sambung Sebby, menyerahkan pesan kepada Presiden Prabowo Subianto agar langsung berhenti mengirim pasukan ke Papua. Mereka merujuk bahwa pasukan tersebut dikendalikan untuk dijadikan pengebor emas, tukang batu, atau melakukan jenis pekerjaan lainnya.

Mereka menggarisbawahi bahwa mereka akan memberikan sanksi keras terhadap personel TNI yang beroperasi di luar tugas militernya.

Klaim tersebut berdasar pada pernyataan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia yang dikabarkan mengaku bahwa para korban merupakan bagian dari pasukannya.

"Panglima TNI mengklaim bahwa mereka merupakan bagian dari pasukan saya. Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan Panglima TNI tersebut, kami telah menjalankan hukuman mati terhadap sebelas orang yang bertugas sebagai penambang emas di Yahukimo," ungkap Sebby Sambom. (*)

Berita ini dioptimasi dari Kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.